Selasa, 17 Agustus 2010

Semangat 45 bersama Komunitas Cafe Dahlia

Untuk peringati Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) yang ke 65, Komunitas Cafe Dahlia yang terdiri dari gabungan element masyarakat, dan mahasiswa Stikosa AWS menghelat Upacara Yang digelar di sepanjang Jalan Nginden Intan Timur Surabaya.

Upacara yang digelar oleh masyarakat yang menamakan dirinya komunitas cafe dahlia tersebut, bisa dibilang merupakan upacara yang paling pertama, karena digelar tepat pada 17/08 tepat pukul 12.00 malam.

Dalam upacara tersebut, bertindak sebagai Pembina upacara adalah Suyono Pastra, Pemimpin upacara Syarif Wajabae, Pembaca UUD 45 Dedik Yudi Raharjo, Pembaca Doa Cak Rofiq, MC Protokol Dony Maulana, pengibar bendera merah putih Ardianto, Helmy, dan Aris Ucup, serta pembaca teks proklamasi adalah Reza Nurmansyah.

Menurut Suyono Pastra selaku Pembina Upacara, ''Upacara yang dilaksanakan oleh komunitas dahlia cafe ini sudah dilgelar sejak tahun 2005 silam''. Suyono juga menambahkan bahwa, ''Selama ini, upacara yang digelar oleh komunitas cafe dahla pada tiap tahunnya selalu malam hari dan tepatnya pukul 12.00 malam, karena apabila upacara dilaksanakan pagi atau siang hari kemungkinan peserta upacara akan sedikit, mengingat bertepatan dengan bulan puasa. Selain itu pada dasarnya kita-kita ini terbentuk berawal dari sebatas cangkruk'an.'' paparnya.

Sejatinya masyarakat dahlia cafe mempunyai rutinitas dan kesibukan yang bermacam-macam. Di samping itu, momentum kemerdekaan Indonesia yang ke 65 ini juga bertepatan dengan bulan Ramadhan. Kebetulan juga warga cafe dahlia banyak berkumpul saat malam hari.

Upacara ini dilakukan dengan proses yang sederhana, mulai dari tiang bendera yang hanya dibuat dari bambu yang ala kadarnya, lokasi upacara yang bertempat di sepanjang jalan raya, serta petugas upacara yang terbentuk secara spontanitas dan sukarela.

Tak jarang sebelum Upacara dimulai, tepatnya pukul 10.00, seluruh warga dahlia cafe tengah melakukan persiapan. Menginjak pukul 11.45, pembina upacara menginstruksikan untuk gladi resik. Saat gladi resik, tampak wajah grogi dari setiap petugas upacara yang saat itu mengajukan diri menjadi petugas relawan upacara secara spontanitas.

Setelah waktu menunjukkan pukul 12.00 tepat, upacara yang sesungguhnya pun segera dimulai. Canda tawa saat gladi resik seketika berubah menjadi sunyi. Lantunan lagu Indonsesia Raya yang dinyanyikan oleh semua peserta upacara saat mengiringi sangsaka merah putih pun, seolah menjadi bukti bahwa masyarakat yang tergabung karena cangkruk'an ini juga memiliki rasa nasionalis yang tinggi terhadap bangsa Indonesia.

Melihat rasa nasionalis yang sangat tinggi dari gabungan element masyarakat ini, turut mengundang respon dari para jurnalist baik dari media cetak maupun elektronik untuk mengabadikan moment yang cukup jarang ditemui ini.

Hartono salah satu peserta upacara tersebut mengungkapkan bahwa keikutsertaannya pada acara upacara guna memperingati kemerdekaan RI yang ke 65 ini, tak lain untuk mengenang jasa para pahlawan yang gugur dalam perang saat mempertahankan kemerdekaan RI.

''Apa yang kita lakukan saat ini, memang tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan pengorbanan para pahlawan yang gugur dalam medan saat membela negara. Tetapi, dengan mengikuti upacara ini, saya pribadi dan mungkin rekan-rekan lain yang mengikuti upacara ini akan selalu mengingat jasa para pahlawan dan tentunya juga menumbuhkan semangat juang mereka pada dirinya masing-masing''. Pungkas pria yang akrab di sapa Kang Har tersebut pada tim liputan Krisnahome.co.cc.

Setelah upacara berakhir dengan komando dari pemimpin upacara, acara dilanjutkan dengan membakar jagung dan ikan sembari menunggu waktu sahur tiba. (Naskah/Foto: Krisna Fajar P)