Sabtu, 28 Agustus 2010

Festival Wisatahati untuk Anak-Anak

Dalam rangka memperingati Bulan Suci Ramadhan, Wisatahati Perwakilan Jawa Timur bekerja sama dengan salah satu Mall terbesar di Surabaya yaitu ITC Mega Grosir, menggelar acara yang bertajuk ''Festival Wisatahati untuk Anak'', Sabtu-Minggu (28-29/08). Berbagai macam varian acara seperti perform Al-Banjari, lomba memakai mukena untuk anak-anak, lomba adzan untuk anak-anak, serta lomba memakai sarung untuk anak-anak.

Acara pertama dibuka oleh perform dari Grub Shalawat Al Muhibbin dari rangka Surabaya. Setekah itu dilanjutkan dengan lomba mukena yang diperuntukkan bagi anak-anak usia 4-5 tahun.

Setelah itu dilanjutkan dengan lomba ketangkasan memakai sarung untuk anak-anak usia 4-6 tahun. Canda tawa teriring saat menyaksikan lomba yang satu ini, pasalnya para peserta yang mengikuti lomba ini kebanyakan tidak terlalu fasih dalam mengenakan sarung.

Lomba-lomba unik yang disuguhkan oleh Wisatahati Perwakilan Jawa Timur ini sontak mengundang antusias dari para pengunjung ITC Mega Grosir yang saat itu sedang melintas di lokasi Festival Wisatahati untuk anak-anak.

Yang lebih membuat para pengunjung terkesima adalah penampilan dari santri-santri PPPA (Program Pembibitan Penghafal Al-Qur’an) yang berasal dari rumah tahfidz Semolowaru Surabaya. Tiga santri putri tersebut, berdiskusi dengan menggunakan bahasa Arab.

Hal tersebut membuktikan bahwa, santri-santri penghafal Al-Qur’an yang dibina oleh Wisatahati Perwakilan Jawa Timur, tak hanya bisa menghafal Qur’an saja, akan tetapi juga diajarkan tentang ilmu umum agar kelak setelah diwisudah menjadi hafidz tidak ketinggalan dengan masyarakat yang lain. (Naskah / Foto : Krisna Fajar Permana)

Jumat, 27 Agustus 2010

Mancing Sambil Ngabuburit

Banyak hal bisa dilakukan sembari menunggu waktu berbuka puasa. Mencari aktivitas dan menyibukkan diri merupakan suatu hal yang biasa dilakukan masyarakat Surabaya ketika menunggu waktu berbuka puasa. Salah satu kegiatan yang menjadi kegemaran saat ngabuburit adalah memancing. Memancing kebanyakan dilakukan oleh kaum Adam. Kegiatan ini notabene dapat menjadi suatu alternatif dalam menghilangkan stres.

Di Surabaya, berbagai kalangan masyarakat yang punya hobi memancing, biasa terlihat di anak sungai Jagir (samping gedung pusat kebudayaan Prancis/CCCL). Dengan hanya membawa umpan tumbuhan lumut yang dibeli seharga 2000 rupiah, mereka dapat merefresh pikiran sembari menunggu waktu berbuka puasa tiba.

“Meskipun tidak bulan puasa, pada hari-hari biasa pun saya selalu mancing di sini. Kebetulan saat ini bulan puasa, saya datangnya lebih awal dan berharap sore nanti kail saya dapat menarik ikan sebanyak-banyaknya untuk menu berbuka puasa”. papar Soemitro, salah satu pemancing yang saat itu ditemui tim liputan Surabayamuda.com di sela-sela kegiatan memancingnya.

Lokasi pemancingan ini meskipun terlihat kumuh dan kotor, tidak pernah sepi dari pemancing. Pasalnya, tempat ini dinilai para pemancing sebagai sarang ikan atau tempat di mana ikan itu banyak didapatkan dengan mudah oleh para pemancing yang memancing di lokasi tersebut.

Soemitro menambahkan, “Sepertinya memang ikan di sini sudah habis, karena setiap hari selalu dipancing oleh orang-orang Surabaya. Dari tadi hingga sekarang, saya baru mendapat dua ikan, itu pun ikan mujair”.

“Di tempat ini, banyak juga yang mendapat ikan gabus dengan ukuran yang sangat besar. Sampai sekarang kail saya belum pernah mendapat ikan gabus seperti yang dibilang orang-orang. Hal itulah yang masih memancing rasa penasaran saya untuk memancing di tempat ini”,pungkasnya. (Naskah : Krisna Fajar P. / Foto : Andy Sam)