Sabtu, 10 Januari 2009

Jelang Imlek, Pernak-Pernik khas Tionghoa Mulai Beredar di Pasaran.

Berbagai pernak-pernik / hiasan khas Tionghoa mulai beredar di pasaran. Jelang Imlek yang jatuh pada 26/01, Para pedagang di Pasar Atum turut meramaikan perayaan Imlek dengan menjual hiasan dan aksesoris Tionghoa yang pada umumnya langsung di importi dari China.

Pernak-pernik dan hiasan yang dijual meliputi Lampion, topi tionghoa, dan macam-macam pernak-pernik khas Tionghoa. Warga keturunan Tionghoa yang berada di surabaya pun, cukup antusias dengan adanya para penjual pernak-pernik khas Imlek. Terbukti, pasar Atum di banjiri warga Surabaya yang ingin berbelanja ataupun menambah koleksi pernak-pernik dan hiasan khas Tionghoa.

Sama halnya dengan Pasar Atum, ITC surabaya juga menggelar Festival Imlek yang dimulai pada 3-26 Januari mendatang. Berbagai acara seperti Festival barongsai, pemetikan pohon ampao, hingga melempar koin keberuntungan ke dalam sebuah kolam kecil yang berisi ikan Koi, juga banyak diminati oleh warga keturunan Tionghoa yang ada di surabaya.

Selain itu, pernak-pernik dan aksesoris khas masyarakat Tionghoa juga banyak dijual di ITC Surabaya. Lantunan musik kental khas Tionghoa pun, selalu mengiringi warga keturunan Tionghoa yang sedang berkunjung maupun berburu pernak-pernik, aksesoris, dan hiasan khas Tionghoa. (Naskah : Krisna Fajar P. / Foto : Paulinus Hadi, Herman Dewantoro).


Jumat, 09 Januari 2009

Banjir Tak Pernah Tinggalkan Surabaya.

Banjir seakan tak lekang meninggalkan kota Surabaya. Terbukti Kamis 08/01 kemarin, Surabaya kembali diguyur hujan yang pada ujungnya berakhir dengan banjir yang meluap di berbagai sudut kota Surabaya. Tidak hanya membanjiri perkampungan warga, namun beberapa jalan protokol di Surabaya tak luput dari genangan.

Banjir tersebut cukup mengghambat rutinitas warga Surabaya. Pasalnya, banjir yang meluap kemarin, mempunyai intensitas ketinggian yang cukup variatif. Misalnya, di daerah Nginden Intan Timur. Pada areal tersebut, banjir yang menggenang mencapai lutut orang dewasa.

Beberapa kendaraan baik roda emapat maupun roda dua, banyak mengalami kemogokan. Rata-rata, yang menjadi penyebab mogoknya kendaraan mereka adalah, banjir yang ketinggiannya mencapai 50 cm. Air tersebut, masuk ke dalam mesin dan knalpot kendaraan mereka, sehingga membuat kendaraan mereka mogok.

Akibat banjir kemarin, di sejumlah Jalan Protokol, seperti di Jl. Wonokromo dan A. Yani mengalami kemacetan total. Kemacetan serupa juga terjadi di daerah Mayjen Sungkono. di Daerah Mayjen Sungkono, mungkin sudah biasa, sobat muda mungkin sudah memahami, apabila terjadi hujan, di daerah Mayjen Sungkono pasti mengalami banjir yang intensitasnya cukup dalam, hingga mencapai perut orang dewasa. (Naskah : Krisna Fajar P. / Foto : Tovan Bram.)

Rabu, 07 Januari 2009

KMH, Menyentuh Hati.

Cacat Fisik tidak membuat anggota komunitas yang menamakan dirinya KMH (Komunitas Mata Hati) putus asa. Berkarya dengan basic musik dan talenta dalam hal seni suara, serta peduli terhadap sesamanya, menjadikan KMH mempunyai ciri khas, dibandingkan dengan komunitas lain.

Sebagai wujud kepedulian KMH terhadap sesama Tuna Netra, untuk kedepannya, mereka akan
mengupayakan pengadaan Printer Braille yang tengah dipesan indent dari Amerika Serikat. Printer Braille yang akan didatangkan langsung dari negeri Paman Sam tersebut dipesan dengan harga 69 juta rupiah. Untuk mewujudkan Impian KMH, Salah satu Operator Seluler Terbesar di Indonesia, yaitu TELKOMSEL, ikut andil dengan memberikan bantuan dana sebesar 70 juta Rupiah.

KMH digawahi oleh, Pit yang hobi desain IT, Danny yang memetik gitar, David yang Guru Musik, Wiwin yang Pengamen Stasiun, Anggie dengan Pidato Bahasa Jepangnya, Kie dengan Keyboard dan Lagu Mandarinnya, Eka + Renny yang Relawan Sosial, Om Gan yang Memulung Sampah, dan Om Ruddy dari komunitas Jazz.

Menurut Dani, Salah Satu personil KMH, "Mengapa kami memilih mata hati sebagai nama komunitas kami, karena mayoritas dari anggota komunitas kami memang benar-benar melihat tidak menggunakan mata pada panca indera, melainkan dengan mata hati". "Pada intinya, KMH ingin menyampaikan pesan sosial kepada masyarakat, lewat musik dan lagu, agar kita lebih peduli dengan sesama," Tegas mahasiswa semester 9 di Universitas Negeri Surabaya tersebut, pada krisnahome.blogspot.com.

Beberapa eksistensi yang diperlihatkan oleh KMH cukup istimewa, pasalnya pada acara Festival Jazz Jogja (Ngayogjazz), KMH mendapat predikat artist Nasional sejajar dengan artist-artist jazz papan atas seperti Sarasehan, Tri Utami dll.

Basecamp KMH bertempat di JL. Rungkut Asri Utara Gang II no. 09 Surabaya. Pada tanggal 10 januari besok, tepatnya di radio Suara Surabaya, KMH akan Launching Live, untuk memperkenalkan Komunitas Mata Hati kepada masyarakat. (Naskah : Krisna Fajar P. / Foto : Dok. KMH.)

Senin, 05 Januari 2009

Surabaya Tak Pernah Lepas dari Banjir.

Hujan yang terus-menerus mengguyur Surabaya, membuat selokan dan gorong-gorong yang ada, tak kuasa menahan limpahan air yang turun. Tak jarang, banjir pun selalu menjadi pemandangan yang sering sobat muda jumpai. Jika hujan yang turun berangsur lama, banjir pun tak mungkin terhindarkan.

Seperti yang terlihat pada foto disamping. Tepatnya di JL. Darmawangsa Surabaya, terlihat banyak kendaraan, baik roda dua, maupun roda empat yang mogok. Para pengguna sarana transportasi roda dua pun harus rela untuk menuntun kendaraannya untuk keluar dari medan banjir.

Untuk sarana transportasi beroda empat, apabila mengalami kemogokan, mereka harus rela mengeluarkan sedikit uang, untuk upah para anak-anak jalanan yang menawarkan jasa, untuk menuntun mobilnya.

Banjir juga merupakan moment yang ditunggu-tunggu oleh anak-anak. Pasalnya, mereka bisa bermain-main dan berenang layaknya berenang di kolam renang. Meskipun lokasi banjir tersebut merupakan lokasi yang padat kendaraan, tetapi mereka sangat menikmatinya.

Canda dan tawa yang tampak pada foto di samping, memperlihatkan bahwa, masa kecil merupakan masa yang paling menyenangkan, dan moment-moment seperti gambar disamping, tak kan pernah terlupakan. (Naskah : Krisna Fajar P. / Foto : Sultan HW.)