Rabu, 13 Januari 2010

Broadcaster Handal Asal STIKOSA AWS

Sebuah militansi dalam perjalanan hidup, tengah menorehkan keyakinan dan pemahaman tentang makna kesuksesan. Belajar, fokus dan selalu konsisten dengan sesuatu hal yang akan dituju, membuat pria bernama lengkap Freddy Purnama Putra ini menjadi salah satu Broadcaster yang patut dijadikan teladan bagi rekan-rekan seprofesinya di sebuah televisi lokal Surabaya.

Berawal dari rekomendasi seorang teman yang bekerja sebagai EO (Event Organizer), pria yang juga mahasiswa STIKOSA AWS angkatan 2006 ini mulai meniti karir. Awalnya hanya sebagai reporter dan Campers (Camera Person) suatu program acara di sebuah televisi lokal bernama JTV. “Program pertama yang aku garap tuw, selendang ama up close”, ungkap Freddy

Dilematis mahasiswa Almamater Wartawan Surabaya (AWS), seringkali muncul ketika ditanya harus memilih kuliah atau bekerja. Meskipun akhirnya rata-rata bekerja menjadi prioritas pertama dalam meniti karir, Freddy tetap berusaha balance dengan dua kegiatan yang tak mungkin dapat bersinergi tersebut.

Semakin lama bergelut dalam dunia broadcast, karir pria yang punya hobby makan nasi bebek ini semakin melejit. Tak ayal, pada tahun 2007 jabatan sebagai assisten producer pada beberapa program pun berhasil digenggamnya. Hal itu membuat Freddy harus memilih fokus antara kuliah atau bekerja. Setelah mempertimbangkan semuanya, akhirnya, bekerja menjadi pilihan yang dinilai cukup bijak olehnya.

“Meskipun sementara ini kuliah saya harus mandek, tetapi dalam pikiran saya masih terbersit untuk segera menuju bangku kuliah lagi, dan mengejar ketertinggalan agar dapat menyusul teman-teman angkatan saya yang bentar lagi mau wisuda.” kata pria yang mempunyai zodiac Aquarius ini.

Di sela kesibukannya, banyak pengalaman mengesankan yang diraih oleh pria alumnus SMA Dharma Wanita tahun 2003 ini.. Salah satunya adalah ketika meliput acara Jakk Jazz di Jakarta. “Gimana nggak mengesankan, lha wong pertama kali liputan ke Jakarta, truz nara sumbernya juga orang Londo, yah mau nggak mau harus belajar bahasa inggris.” tutur Freddy dengan senyum khasnya.

Selain pengalaman mengesankan, pengalaman yang mengenaskan pun juga turut mewarnai perjalanan karir pria yang juga anggota organisasi Surabayamuda.com ini. Dapat sobat muda bayangkan, saat pertama kali terjun sebagai reporter, dia harus mengoperasikan kamera handycam yang notabene LCD dan View Fender nya rusak. “Sebenarnya di JTV hal itu kerap di alami oleh reporter baru. Tetapi itu semua merupakan rangkaian belajar agar nantinya reporter-reporter di JTV menjadi handal dan tahan banting.” tegas Freddy.

Tak lama kemudian, televisi lokal tempat Freddy bekerja sedang merancang suatu strategi untuk membuat televisi yang mempunyai segmentasi anak muda. Pada tahun 2008, SBO TV pun terlahir ke dunia broadcast dengan branding dan formula baru, tentunya dengan Freddy sebagai tim dibalik suksesnya televisi tersebut.

Setelah anak pertama dari dua bersaudara ini pindah ke SBO TV, puncak karirnya semakin terlihat. Betapa tidak, beberapa jabatan yang mungkin menjadi idaman para broadcaster berhasil digapainya. Diantaranya seperti producer assistand pada program Drive Thru, floor director pada program X2 (Xuka-Xuka), Hingga Producer pada program Request on the street.

Berkat ketekunan yang selalu menjadi prinsip hidupnya, saat ini Freddy menjadi producer pada sebuah program acara bertajuk Honda The Adventure & Yamaha my Xpression, yang merupakan wujud kerjasama antara SBO TV dengan beberapa jenis produk sepeda motor. Acara tersebut notabene menjadi program andalan SBO TV.

Untuk para sobat muda, Freddy berpesan agar jangan pernah ragu atau menyerah untuk mencapai tujuan dan impian yang akan ditempuh. Karena sesungguhnya dibalik cobaan yang menghadang, puncak kesuksesan akan terlihat, dan disaat itulah kita harus menggapainya. (Naskah : Krisna Fajar P. / Foto : Dok.Fredy.)

1 komentar:

PhotojournalismIndonesia mengatakan...

wah,,wah,, wong iki,,
Ayo Om kuliah maneh,,
masio wes hebat nek kuliahe gak mari ya sama saja bo'ong,,
ha,,hay,,