Senin, 08 Desember 2008

Perang Tarif Seluler Tidak Sesuai Faktanya

Perang tarif antar operator telepon seluler kian merebak, untuk menarik perhatian para pengguna jasa telekomunikasi tersebut, masing-masing operator telepon seluler memberikan iming-iming tarif murah dengan segala fasilitas dan sarana yang lebih memadai. Dimulai dengan janji memberikan gratis pesan singkat (SMS), sampai percakapan murah ke seluruh Nusantara, atau bebas roaming.

Service dan Fiture baru yang ditawarkan operator seluler juga menjadi salah satu strategi brilian untuk memikat para calon pengguna jasa selulernya. Bahkan tak heran apabila terdapat banyak baliho iklan promo tarif seluler yang berderet di sepanjang ruas jalan-jalan di pusat Kota.

Promo terbaru dari para operator telepon seluler yakni, mereka menggunakan sistem paket kartu SIM dengan ponsel tentunya dengan harga yang relatif murah dibandingkan dengan harga ponsel di pasaran. Jadi para pengguna tidak perlu membeli posel mahal berikut kartu SIM nya.

Sudah pasti, perang ini tidak seluruhnya menguntungkan masyarakat pengguna. Pada kenyataannya, tarif murah hanya berlaku pada pengguna dalam satu operator saja. Ketika menyeberang ke operator lain, tarif bisa membengkak hingga selangit. Perbedaan realitasnya bisa 100 persen dari tarif dasar.

“Dengan adanya perang tarif seluler, sebenarnya sangat menguntungkan. Tetapi, semua promo yang ditawarkan oleh semua operator telepon seluler tidak sesuai dengan apa yang di iklankan,” tegas Azrul selaku salah satu pengguna jasa seluler.

Perbedaan tarif antar operator telepon seluler dinilai cenderung memberatkan masyarakat. Rata-rata Pengguna telepon seluler merasa enggan menghubungi telepon lain jika mengetahui berbeda operator. Persoalan itu secepatnya harus diberikan solusi yang tepat, agar para pengguna jasa telepon seluler dapat berkomunikasi dengan hemat biaya pulsa.

Pria 22 tahun ini juga mengatakan, ”meskipun tarif murah hanya berlaku dalam satu operator saja, dia merasa cukup puas, karena dengan adanya perang tarif antar operator telepon seluler ini, harga kartu perdana menjadi sangat murah hingga mencapai sekitar Rp.2000,”. sehingga dari kalangan menengah kebawah juga bisa menjangkaunya”.

Bapak Rahman pemilik Counter Pulsa Kharisma yang bertempat di JL. Bendul merisi menuturkan bahwa, “Dengan adanya perang tarif antar operator seluler ini, dia akan berusaha memberikan harga lebih murah daripada counter pulsa yang lain.”

“Meskipun Saya tidak pernah membuktikan realitas perang tarif antar operator telepon seluler, apabila distributor / merchant di WTC (Word Trade Center) menaikkan harga kulak, Saya akan memilih untuk lebih sedikit dalam hal mengambil keuntungan penjualan, hal ini semata-mata untuk mempertahankan customer”, Imbuhnya. (Naskah / Foto : Krisna Fajar P.)

Tidak ada komentar: